Opini Filsafat Ilmu dalam Pemerintahan

Laporan: Tim SA Center

Opini Filsafat ilmu dalam pemerintahan
Oleh: Wahyudi Mingga

   Menurut Aristoteles, politik dalam pemerintahan membentuk sebuah siklus,  yakni siklus kekuasaan. Siklus kekuasaan adalah bentuk kekuasaan yang melingkar dan mengulang,  tujuannya menciptakan kekuasaan absolut.  Siklus kekuasaan terdiri dari enam bentuk pemerintahan,  diantaranya monarki, tirani,  aristokrasi, oligarki, demokrasi, dan mobokrasi. 

  Pemerintahan monarki adalah bentuk kekuasaan dimana seseorang individu menguasai banyak individu demi kepentingan bersama. Jika seorang individu menguasai banyak individu demi kepentingan pribadi,  itu dinamakan tirani. Pemerintahan tirani adalah bentui negatif dari pemerintahan monarki. 

 Pemerintahan aristokrasi adalah bentuk kekuasaan dimana suatu kelompok menguasai banyak individu demi kepentingan bersama. Aristokrasi muncul setelah pemerintahan monarki berubah menjadi tirani. Bentuk negatif dari pemerintahan aristokrasi adalah pemerintahan oligarki. Pemerintahan oligarki terjadi karena suatu kelompok berkuasa demi kepentingan kelompok tersebut. 

 Pemerintahan demokrasi adalah bentuk kekuasaan dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Demokrasi bersifat bebas,  artinya rakyat juga punya pengaruh terhadap kebijakan pemerintah,  bukan sebaliknya.  Pemerintahan demokrasi berubah menjadi mobokrasi,  jika rakyat terpecah karena perbedaan pendapat.  Pada saat itulah monarki akan digunakan kembali sebagai pengganti demokrasi. 
 
  Menurut aristokrasi,  bentuk kekuasaan terbaik adalah perpaduan dari pemerintahan monarki dan pemerintahan demokrasi.  Namun,  penerapan dan kekuasaan ini sulit,  sehingga jarang untuk suatu negara menerapkan bentuk pemerintahan tersebut. Aristokrasi juga berpendapat bahwa negara yang baik adalah negara yang tidak besar maupun tidak kecil. Jika suatu negara besar,  sumber daya alamnya berlimpah,  mengakibatkan konflik karena masyarakat akan menjadi serakah dan pemalas,  sulit dalam mempertahankan negara, dan akhirnya cita-cita negara tidak tercapai. Jika suatu negara kecil,  sumber daya alamnya nya terbatas,  mudah diserang negara lain,  dan juga cita-cita negara sulit dicapai. Jadi, negara yang baik adalah negara yang sedang,  sumber daya alamnya mencukupi,  dan mudah dalam pencapaian cita-cita negara. 

  Kita telah mengetahi bentuk pemerintahan menurut Aristokrasi.  Namun,  tujuan utama bentuk pemerintahan adalah menciptakan kesejahteraan bersama antara pemerintah dan masyarakat.  Oleh sebab itu,  bentuk pemerintahan dikatakan berhasil, ketika masyarakat didalamnya menjunjung tinga etika nikomakea. 

  Etika Nikomakea adalah etika berperilaku baik untuk tujuan hidup baik. Etika nikomakea dikemumakan oleh aristokrasi.  Salah satu dasar etika nikomakea adalah tujuan baik.  Kita bisa menganalogikan sebilah pisau.  Fungsi dari pisau adalah memotong. Oleh sebab itu,  pisau yang baik adalah pisau yang sering diasah. Begitu juga dengan obat. Fungsi dari obat adalah menciptakan masyarakat yang sehat.  Jadi,  seberapa baik anda meracik obat tersebut,  seberapa baik juga anda berperilaku baik.  Selain itu,  watak juga salah satu dasar dari etika nikomakea,  maksudnya konsisten berperilaku baik. Kita analagikan diet. Diet seseorang akan sukses jika dilakukan secara konsisten. Jadi,  mengubah watak seseorang menjadi lebih baik bisa dimulai dari sendiri berhenti mengupat. Ketika kita berhenti mengupat,  kita pasti merasakan sensasi luar biasa. Sensasi inilah yang menciptakan etika berperilaku baik. 

  kita harus mencapai tujuan kita meskipun itu termasuk risky choice,  kita tidak perlu takut terhadap risky choice.  Jika kita gagal, berarti kita telah menyelesaikan salah satu tujuan hidup,  yaitu merasakan kegagalan. Kita harus menikmati aroma kegagalan,  bukannya meratapi kegagalan. Pengalaman lebih berharga dari pada uang,  uang bisa dicuri,  sedangkan pengalaman tidak.  Jadi,  seberapa baik hidup anda, seberapa banyak pula pengalaman anda.
Share:
Komentar

Berita Terkini