JADILAH MAHASISWA RAKUS
Oleh : Ferdinal SN (Mahasiswa Universitas Syiah Kuala)
Rakus yang dimaksud bukan yang gila dengan makanan, ataupun jabatan. Rakus merupakan singkatan dari Rasional, Analisis, Kritis, Universal dan Sistematis. Di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) makna Rasional adalah menurut pikiran dan pertimbangan yang logis, makna Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya), makna Kritis adalah bersifat tidak lekas percaya, bersifat selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan, tajam dalam penganalisisan, makna Universal adalah umum (berlaku untuk semua orang atau untuk seluruh dunia), dan makna Sistematis adalah teratur menurut sistem.
Mahasiswa merupakan fase tertinggi dari rantai dunia pendidikan, oleh sebab itu wajib bagi mahasiwa untuk menanamkan sikap Rakus. Mahasiswa bukan hanya sebuah nama, namun mempunyai tanggung jawab serta peran penting sebagai Agent of change (agen perubahan), Social control (kontrol social), dan Iron stock (generasi penerus). Oleh sebeb itu, mahaiswa sebagai agen perubahan, kontrol social dan generasi penerus harus mempunyai sikap rasional, dimana ketika ada permasalahan yang meresahkan masyarakat, mahasiswa harus melakukan pertimbangan yang logis dengan menganalisis permasalahannya, juga harus kritis agar tidak mudah terintervensi dengan memandang secara universal, tidak diskriminasi, dan dalam menyelesaikan sesuatu juga harus sistematis atau teratur tidak berantakan.
Ada mahasiswa yang menyibukkan dirinya dengan inovasi, berkarya dan berkontribusi untuk kampus yang biasa kita kenal dengan sebutan akademisi. Namun ada pula mahasiswa yang menyibukkan dirinya dengan aksi, turun ke jalan, mengkritik pemerintah yang biasa kita kenal dengan sebutan aktivis. Bahkan ada pula yang menggabungkan keduanya. Dua sebutan itu tak pernah lekang dari yang namanya mahasiswa. Tak ada yang salah dari kedua hal itu. Tapi saya pribadi memilih untuk bisa menyesuaikan kedua hal itu. Kita sering lupa bahwa tujuan sebenarnya dari kuliah adalah bukan hanya belajar tentang teori, mendapatkan nilai dan ijazah saja. Melainkan menambah pengetahuan, pengalaman, public speaking, problem solve dan mengubah sudut pandang kita terhadap suatu hal kearah yang lebih baik.
Menjadi mahasiswa memang gampang-gampang susah, dimana dituntut menjalankan fungsi dan kewajibannya sebagai mahasiswa. Karena mahasiswa tugasnya tidak hanya ketika ada jam pelajaran datang kuliah, kalau tidak ada jam kuliah hilang entah kemana. Mahasiswa adalah sekelompok anak muda yang membicarakan ilmu-ilmu pengetahuan, membicarakan dan merawat bangsa dan negara. Dari sekelompok pemuda itu akan lahir dokter yang merawat pasiennya dengan sepenuh hati, politisi, akan lahir teknoker muda yang memberikan soulusi untuk negri, akan lahir politisi, ekonom muda, lawyer dan pemimin bangsa yang tugasnya menjaga dan merawat bangsa dan negara. Memang menjadi mahasiswa adalah sebuah nikmat. Jangan sia-sia kan masa-masa mahasiswamu, ciptakan sejarah, ubah perspektifmu menjadi lebih baik lagi.
Mahasiswa adalah mitra kritik pemerintah, sekaligus menyelesaikan permasalahan-permasalahan masyarakat diluar sana. Sejarah kakak abang kita pernah bercerita, dari kampus mereka melahirkan banyak karya, dari kampus mereka pernah menumbangkan rezim yang ketika itu tidak pro dengan rakyat pada tahun 1998 kakak abang kita bercerita banyak soal kampus. Mahasiswa memiliki tanggung jawab secara pribadi dan menciptakan integrasi adalah pr yang harus dituntasi, sebab demokrasi bukan monarki yang dapat diioper silih berganti. Ada satu semangat salam perjuangan mahasiswa se-Indonesia, salam ini diperkenalkan oleh kakak-kakak senior kita terlebih dahulu dan sampai saat ini seluruh mahasiswa se - Indonesia masih memakai salam ini untuk berjuang,
Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia! Hidup Pendidikan Indonesia!.
Salam damai…Salam perjuangan…Hidup mahasiswa!
Email Penulis:
ferdinalsn@gmail.com
Oleh : Ferdinal SN (Mahasiswa Universitas Syiah Kuala)
Rakus yang dimaksud bukan yang gila dengan makanan, ataupun jabatan. Rakus merupakan singkatan dari Rasional, Analisis, Kritis, Universal dan Sistematis. Di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) makna Rasional adalah menurut pikiran dan pertimbangan yang logis, makna Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya), makna Kritis adalah bersifat tidak lekas percaya, bersifat selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan, tajam dalam penganalisisan, makna Universal adalah umum (berlaku untuk semua orang atau untuk seluruh dunia), dan makna Sistematis adalah teratur menurut sistem.
Mahasiswa merupakan fase tertinggi dari rantai dunia pendidikan, oleh sebab itu wajib bagi mahasiwa untuk menanamkan sikap Rakus. Mahasiswa bukan hanya sebuah nama, namun mempunyai tanggung jawab serta peran penting sebagai Agent of change (agen perubahan), Social control (kontrol social), dan Iron stock (generasi penerus). Oleh sebeb itu, mahaiswa sebagai agen perubahan, kontrol social dan generasi penerus harus mempunyai sikap rasional, dimana ketika ada permasalahan yang meresahkan masyarakat, mahasiswa harus melakukan pertimbangan yang logis dengan menganalisis permasalahannya, juga harus kritis agar tidak mudah terintervensi dengan memandang secara universal, tidak diskriminasi, dan dalam menyelesaikan sesuatu juga harus sistematis atau teratur tidak berantakan.
Ada mahasiswa yang menyibukkan dirinya dengan inovasi, berkarya dan berkontribusi untuk kampus yang biasa kita kenal dengan sebutan akademisi. Namun ada pula mahasiswa yang menyibukkan dirinya dengan aksi, turun ke jalan, mengkritik pemerintah yang biasa kita kenal dengan sebutan aktivis. Bahkan ada pula yang menggabungkan keduanya. Dua sebutan itu tak pernah lekang dari yang namanya mahasiswa. Tak ada yang salah dari kedua hal itu. Tapi saya pribadi memilih untuk bisa menyesuaikan kedua hal itu. Kita sering lupa bahwa tujuan sebenarnya dari kuliah adalah bukan hanya belajar tentang teori, mendapatkan nilai dan ijazah saja. Melainkan menambah pengetahuan, pengalaman, public speaking, problem solve dan mengubah sudut pandang kita terhadap suatu hal kearah yang lebih baik.
Menjadi mahasiswa memang gampang-gampang susah, dimana dituntut menjalankan fungsi dan kewajibannya sebagai mahasiswa. Karena mahasiswa tugasnya tidak hanya ketika ada jam pelajaran datang kuliah, kalau tidak ada jam kuliah hilang entah kemana. Mahasiswa adalah sekelompok anak muda yang membicarakan ilmu-ilmu pengetahuan, membicarakan dan merawat bangsa dan negara. Dari sekelompok pemuda itu akan lahir dokter yang merawat pasiennya dengan sepenuh hati, politisi, akan lahir teknoker muda yang memberikan soulusi untuk negri, akan lahir politisi, ekonom muda, lawyer dan pemimin bangsa yang tugasnya menjaga dan merawat bangsa dan negara. Memang menjadi mahasiswa adalah sebuah nikmat. Jangan sia-sia kan masa-masa mahasiswamu, ciptakan sejarah, ubah perspektifmu menjadi lebih baik lagi.
Mahasiswa adalah mitra kritik pemerintah, sekaligus menyelesaikan permasalahan-permasalahan masyarakat diluar sana. Sejarah kakak abang kita pernah bercerita, dari kampus mereka melahirkan banyak karya, dari kampus mereka pernah menumbangkan rezim yang ketika itu tidak pro dengan rakyat pada tahun 1998 kakak abang kita bercerita banyak soal kampus. Mahasiswa memiliki tanggung jawab secara pribadi dan menciptakan integrasi adalah pr yang harus dituntasi, sebab demokrasi bukan monarki yang dapat diioper silih berganti. Ada satu semangat salam perjuangan mahasiswa se-Indonesia, salam ini diperkenalkan oleh kakak-kakak senior kita terlebih dahulu dan sampai saat ini seluruh mahasiswa se - Indonesia masih memakai salam ini untuk berjuang,
Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia! Hidup Pendidikan Indonesia!.
Salam damai…Salam perjuangan…Hidup mahasiswa!
Email Penulis:
ferdinalsn@gmail.com