"Pemda Siemulue perlu memperhatikan Mahasiswa khususnya terhadap kebutuhan bahan pokok dan keamanan sosial." Ujarnya
Pernyataan ini muncul, lantaran kebijakan physical distancing berupa work from home (WFH) atau bekerja dan belajar mengajar dilakukan di rumah lewat metode daring, dengan hal itu mahasiswa harus mengalokasikan uang sakunya khususnya untuk tambahan pembelian kuota internet.
Menurut Jawasir yang juga Wakil Sekretaris (Wasekjen) Ikatan Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa Simeulue (Ippelmas) Banda Aceh tersebut," Bagaimana teman Mahasiswa Mahasiswa ini bisa bertahan belajar di rumah atau di kos-kosan sedangkan kebutuhan mereka sangat terbatas, orang tua mereka dari kampung juga terbatas ruang geraknya maka disini mereka sangat membutuhkan kehadiran pemerintah untuk saat seperti ini."pungksanya
Sambungnya, Seharusnya pemerintah daerah dapat peduli dengan memperhatikan nasib dan keadaan Mahasiswa di perantauan ini, karena tidak sedikit mahasiswa yang masih berada di perantauan, mereka tidak mudik dan tidak kembali ke daerah lantaran wabah Virus Corona yang semakin mengancam setiap daerah.
Di tambahkannya, kami berharap kepada pemerintah daerah agar kiranya jangan abai terhadap para mahasiswa-mahasiswi itu dan hal tersebut tidak hanya untuk bahan pokok sehari-hari Saja, keamanan sosial mereka juga harus di perhatikan."ucap jawasir
Kemudian menurutnya, Langkah awal bisa dilakukan pemda saat ini, dengan memfungsikan Himas yang di perantauan untuk membantu Ippelmas dengan menggunakan Asrama atau fasilitas lainnya sebagai crisis center untuk mendata dan membantu kebutuhan mereka," tutup Ketua FAMAN Simeulue tersebut. (H23)
