Menghilangkan Tradisi Reuni Bencana Akhir Tahun

Laporan: Tim SA Center
(Oleh Radja Fadlul Arabi Anggota Himpunan Mahasiswa Islam Aceh)

Oleh Radja Fadlul Arabi, Anggota Himpunan Mahasiswa Islam Aceh.


Sudah menjadi kebiasaan umum di Indonesia, bahkan di aceh bahwa bencana itu datangnya tiba-tiba, akan tetapi ada satu lagi spekulasi bencana itu datangnya di akhir tahun dan kita sebagai warga negara indonesia menggangap bahwa bencana akhir tahun itu hanyalah sebuah perencanaan tuhan dengan berkmasud demi reuni atau kumpulan bencana agar kita cuman bisa mengingat tuhan diakhir tahun.


Coba kita lihat di sekitaran keluarga kita, masyarakat kita, disaat mereka berada di dalam masa bahagia maka mereka akan lupa terhadap tuhan, lalu disaat mereka sedang ditimpa musibah maka mereka akan mengingat tuhan. Dan itu adalah sebuah kesinambungan kehidupan antara bencana dengan melupakan tuhan.


Kata kata manusia berasal dari “Nasiya” yang berarti lupa dan manusia memang tempatnya lupa sehingga wajar jikalau kita sesama manusia itu saling memepringatkan , saling menasihati, dan bahkan saling membantu.


Namun yang menjadi pertanyaan sekarang apakah dengan kita membantu sesama kita maka kita tidak akan diberikan cobaan oleh tuhan?


Tentu saja jawabannya tidak dengan beransumsi bahwa tuhan itu mempunyai hak dan kewenangan yang tidak bisa dirubah oleh siapapun. Sebagaimana firman tuhan  “Aku tidak pernah menguji hambaku kecuali sesuai kemampuan dia”.


Pertanyaan sekarang mengapa tuhan lebih sering menguji hambanya di akhir tahun Apakah tidak ada waktu yang lain? Untuk menjawab pertanyaan itu maka kita harus kembali pada sejarah bencana kepada sejarah banjir pertama kali di dunia yaitu pada masa Nabi Nuh a.s.


Bencana pada masa itu adalah banjir bandang yang terjadi akibat kaum nabi Nuh a.s. itu tidak mau menyembah tuhan dan menyekutukan tuhan, dalam artian apakah mungkin bencana akhir tahun di Indonesia atau Aceh itu dikarenakan menyuktukan tuhan.


Nabi Hud a.s

Mari kita lihat sejarah setelahnya di masa Nabi Hud a.s. yaitu angin topan, kejadian ini disebabkan dengan alasan yang sama yaitu menyukutukan tuhan, dan kita lihat sejarah dibawahnya maka tentu sebagain masyarakat beransumsi bahwa bencana itu datang bukan karena melupakan tuhan akan tetapi karena menyekutukan tuhan.


Menyukutukan tuhan adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa arab yaitu “Musyrik” bermakna sekutu, dan secara istilah adalah sesuatu yang sudah berlawanan dengan tuhan.


Melihat pengertian kata menyukutukan tuhan maka kita harus bisa melibat diri kita sendiri apakah kita salah satu dari populasi mansuia yang sekutu atau yang berlawan sama tuhan, pertanyaan sekarang perbuatan apakah yang dianggap menyekutukan tuhan?


Maka penulis akan menjawab dengan melihat sejarah kembali pada penciptaan manusia pertama di dunia yaitu nabi Adam a.s. Dan kita mengetahui bahwa nabi adam diusir dari dari surga akibat mendegar kata setan agar supaya memakan buah yang dilarang sehingga tuhan murka.


Dari kejadian ini penulis mensyimpulkan bahwa mendengar kata setan itu sudah termasuk perbuatan menyekutukan tuhan apalagi melakukan penyembahan kepada selain tuhan yang maha esa.


Kita semua harus menginstropeksi diri kita akan kelemahan dan kekrangan kita, dimulai dengan penguatan akidah, dan pelaksanaan ibada yang rutin serta teruslah berada disisi tuhan.


Akan tetapi marilah kita lihat kehidupan kita yang terjadi pada zaman modern ini. Zaman modern ini terjadi setelah di temukan berbagai jenis ilmu pengetahuan, alat teknologi, dan berbagai model kehidupan dimulai dengan kehidupan yang dulunya dianggap hina sekarang dianggap suatu gaya kehidupan.


Padahal kalau kita selidiki tidak semua budaya luar itu bagus dan budaya dalam itu primitif, mari kita sama sama menasihati, melakukan terobosan agar budaya dalam kita itu terus menjadi pedoman kita dan juga kita jangan anarkis dalam mengambil keputusan penerimaan budaya dalam akan tetapi kita diharuskan mengambil kebaikan dari budaya luar yang kita terima.


Akhir tahun adalah sesuatu yang sangat menyenangkan untuk bepergian, akhri tahun itu adalah suatu wadah untuk membuat kenangan indah. Dan akhir tahun itu adalah momen yang ditunggu oleh semua masyarakat dunia.


Namun manusia itu lemah tidak punya kuasa sehingga liburan, menciptakan kenangan yang indah tidak akan terlaksana karena kewenangan tuhan pada akhir tahun itu adalah menguji hambanya agar mereka sadar bahwa manusia selama ini telah banyak melakukan kesalahan dan diakhir tahun itu tuhan ingin manusia itu bertaubat atau kembali kepadanya.


Kita manusia seharusnya sadar akan maksud dari tuhan, dan kita manusia sebagai hambanya itu melakukan suatu program kehidupan kita agar seminimal-minimal mungkin kembali sama tuhan diakhir tahun dan juga kita harus mempersiapkan bekal fisik dan mental agar kita mampu menghadapi kewenangan dari perintah tuhan.


Kita sudah pernah mengahdapi setiap kejadian bencana diakhir tahun di Aceh, dan Indonesia, mulai dari tsunami, gempa, dan banjir. Dimanakah kesadaran kita, kita sibuk dengan urusan yang tidak penting padahal bencana akhri tahun itu selalu ada dan kita hanya beranggapan bahwa bencana akhir tahun itu adalah sebuah reuni yang dilakukan agar kita mengingat dia dan melupakannya.


Seharusnya bencana akhir tahun itu termasuk dalam pembicaraan yang penting bagi anggota dewan dan presiden, sehingga kita bisa dan harus memasukkan anggaran negara untuk menghadapi akhir tahun, dan kita harus bisa melakukan suatu terobosan yang dimulai sebelum bencana itu tiba.


Wahai pemerintah, wahai wakil rakyat kami tahu kalian lagi memikirkan bangsa akan tetapi buatlah satu undang-undang tentang mengatur bencana akhir tahun dan juga pemerintah dan wakil rakyat wajib memasukkan anggaran untuk bencana akhir tahun agar kita mampu menghadapi bencana, dimulai dari pengungsian warga maupun yang lain.


Kalau kita sudah mampu berbuat demikian maka tentu saja kita akan mampu mengahadapi bencana akhir tahun dan solusi dari bencana tersebut.


Kepada rakyat dan pemuda maka kita diharuskan agar mampu bekerja keras dan mendukung pemerintah dengan berbagai cara yang mungkin kita harus korbankan, seperti fisik, mental, ilmu dan kekompakan atau persatuan.


Reboisasi

Kewenangan tuhan tidak bisa kita ubah akan tetapi kita bisa mengantisipasi akan dari rencana kewenangan tuhan, seperti misalnya banjir, maka sebelum akhir tahun lakukanlah terobasan seperti “Reboisasi” atau penghijauan kota kembali dan menyiapkan rumah anti gempa kepada daerah-daerah yang diprediksi akan terkena gempa.


Dan juga menyiapkan peralatan sandang, obat-obatan, biaya pendidikan, pangan, dan untuk itu semua memerlukan kesatuan dan persatuan dari semua elemen pemerintahan dan kesadaran masyarakat sendiri sehingga kita akan bisa hidup tenang dan nyaman di akhir tahun dan kita akan memupus harapan program reuni dari bencana akhir tahun.


Dan penulis juga berharap agar semua masyarakat di Indonesia dan Aceh agar kembali kepada tuhan dan jangan pernah menyukutukan tuhan dan apalagi melupaka tuhan.


Lakukanlah apa yang tuhan perintahkan dan menjauh apa yang tuhan larangkan akan tetapi ciptakan kretifitas dengan tujuan membuat kita agar menjadi hamba yang selalu taat akan perintah tuhan. Nah! 

Share:
Komentar

Berita Terkini