Kunjungi SMAN 2 Banda Aceh, Illiza: Siswa Tidak Ingin Lagi Pembelajaran dengan Sistem Shift.

Laporan: Azhar author photo
Kunjungi SMAN 2 Banda Aceh, Illiza: Siswa Tidak Ingin Lagi Pembelajaran dengan Sistem Shift  
Illiza Sa'aduddin Djamal saat memberikan motivasi kepada para siswa SMAN 2 Banda Aceh.

Liputan23 | Banda Aceh – Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Illiza Sa’aduddin Djamal, mengunjungi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Banda Aceh, Rabu 24 Februari 2021. Kunjungan itu dilakukan untuk melihat sarana, prasarana, dan metodologi sistem pembelajaran yang ada di sekolah tersebut.

Illiza mengatakan setelah berkeliling sekolah dan berkomunikasi dengan para siswa, ia melihat progres pembelajaran cukup baik dengan sistem shift, bahkan anak-anaknya cukup teratur. Kata dia, setelah berbincang-bincang dengan para siswa, dan sebenarnya mereka tidak ingin lagi pembelajaran dengan sistem shift, tetapi setiap hari masuk sekolah.

Terkait penyaluran Program Indonesia Pintar (PIP) kuota pulsa, diketahui tidak semua siswa mendapatkan kuota tersebut. Hal ini terjadi karena nomor pokok handphone (hp) tidak sesuai dengan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang ada. “Jadi, sehingga ini justru merugikan anak-anak sekolah karena tahun ini juga terus berlangsung,” katanya.

Terkait dengan prioritas merdeka belajar 2021, untuk Komisi X nantinya akan dilakukan khususnya di Aceh. Kata dia, untuk itu yang perlu dipertajam adalah dari sistem pola cara pembelajaran, kemudian kurikulumnya. “Harapan kita ini, ketika nantinya dibuatkan kurikulum tentu itu bisa secara long term gitu ya walaupun ada perubahan-perubahan. Kemudian, bagaimana inovasi kreativitas dari sekolah itu. Ya, kalau misalnya yang disampaikan adalah guru penggerak, kepala sekolah penggerak, sejauh mana melakukan inovasi dan budaya dari daerah itu sendiri yang harus diperkuat karakter anak-anak,” imbuhnya.

Sementara, Kepala SMAN 2 Banda Aceh, menyampaikan kunjungan Komisi X DPR RI ke sekolah tersebut untuk melihat progres dan memantau kendala-kendalah pembelajaran secara daring. “Beliau lebih banyak mewawancara siswa, keinginan-keinginan yang nanti disampaikan nanti ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) barangkali,” ungkapnya.

Selaku kepala sekolah, menurut Mukhtar selama ini dalam pelaksanaan belajar secara daring tidak ada masalah bagi SMAN 2, apalagi jaringan internet dan materi belajar. Hanya saja, para guru dan siswa tidak dapat berkomunikasi secara langsung.

Dari kunjungan ini, ia berharap mudah-mudahan anggota DPR RI komisi X tersebut menyampaikan apa yang diingingkan para siswa yang ada di SMAN 2 Banda Aceh kepada Mendikbud. Kemudian, menjadi masukan juga untuk daerah-daerah tertentu mungkin dibenarkan belajar tanpa shift. “Anak-anak mau tiap hari ke sekolah, merasa butuh sekali dengan ilmu, mau ketemu guru tiap hari gitu,” tutupnya.(**) 

Share:
Komentar

Berita Terkini