DEMAF PSIKOLOGI UIN AR-RANIRY ADAKAN AUDIENSI BERSAMA DINAS SOSIAL KOTA BANDA ACEH TERKAIT KESEJAHTERAAN IBU KOTA

Laporan: Tim SA Center
 
BANDA ACEH - Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (DEMAF) Psikologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh mengadakan Audiensi bersama dinas sosial Banda Aceh terkait kesejahteraan masyarakat di kota Banda Aceh. Audiensi yang dilakukan pada 26 April 2021 di kantor dinas sosial kota Banda Aceh yang dihadiri langsung oleh kepala dinas sosial Banda Aceh yaitu bapak Muhammad Hidayat, S. Sos serta beberapa jajaran kerja diantaranya KASI Rehabilitasi Sosial Anak, Lanjut usia dan Disabilitas terlantar ibu Kemalahayati, SKM. M. KES,dan Kabid Rehabilitasi Sosial bapak T.M. Syukuri,S. Sos, MAP 

Dalam kesempatan ini DEMAF Psikologi mencoba menyentil mengenai taraf dan polemik kesejahteraan yang di alami masyarakat kota Banda Aceh sendiri. Alfi Yudha selaku ketua Umum DEMAF Psikologi menyampaikan fokus dari audiensi itu sendiri untuk membahas tentang maraknya kejahatan yang di alami masyarakat, anak, wanita, serta bagaimana kestabilan dan kenyamanan kota Banda Aceh yang terganggu akibat maraknya pengemis-pengemis dibulan Ramadhan

Menurut Alfi Yudha selaku ketua Umum DEMAF Psikologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh maraknya kejahatan yang di alami masyarakat dan rendahnya ekonomi di Aceh membuat banyak masyarakat yang melakukan transmigrasi ke ibu kota sehingga berdampak membludaknya jumlah penduduk di ibu kota 
"Rendahnya taraf ekonomi di daerah-daerah memaksakan diri penduduknya untuk bertransmigrasi ke kota Banda Aceh, walaupun mereka sendiri tidak tau akan berbuat apa disini, dan pada akhirnya mengemislah opsi yang mereka ambil demi memenuhi kebutuhan hidup mereka" ujar Alfi 

Demikian juga kepala dinas sosial kota Banda Aceh bapak Muhammad Hidayat. S. Sos membenarkan hal itu terjadi 
"Rata-rata pengemis yang sejauh ini sudah kami lakukan pendataan dari hasil penangkapan dan diberikan pembinaan merupakan orang-orang yang berasal dari luar kota Banda Aceh" sebut pak Muhammad Hidayat

Dilanjutkan oleh beliau juga bahwasanya kedok yang digunakan baik menggunakan kedok keagamaan dengan kata yang dibangun di kotak amal diperuntukkan untuk anak yatim, orang miskin, rumah ibadah, sekolah agama (pesantren), atau yang menggunakan kedok cacat Anggota tubuh itu hanya sekedar trik dan tipu daya mereka dalam upaya memperoleh pandangan iba dari khalayak masyarakat ramai. Beliau juga menghimbau masyarakat agar cermat dalam menyikapi hal ini "99% kedok yang mereka mainkan itu adalah fiktif hal ini berani kami katakan karena kami sudah melakukan survei Langsung ke tempat-tempat yang mereka katakan. Harapannya masyarakat kota Banda Aceh mampu cermat dalam menyikapi hal ini demi memutus rantai perlakuan yang tidak baik ini, pasalnya tindakan perilaku ini sudah menjadi propesi bagi mereka sendiri" ujar pak Muhammad Hidayat

Mengenai tindakan yang mencemaskan masyarakat baik tindakan pelecehan seksual, kekerasan rumah tangga ditanggapi langsung oleh ibu Kemalahayati, SKM. M. KES selaku yang menangani tentang Rahabilitasi Sosial Anak, lanjut susia, dan disabilitas terlantar, bahwasanya dinas sosial kota Banda Aceh senantiasa siap dan bersedia membersamai para korban "saat ini kita selalu membersamai para korban, kita ayomi, dan kita juga bekerjama sama dengan pihak terkait dalam proses pemulihan trauma yang dialami korban" ujar beliau 

Dengan adanya audiensi ini harapannya DEMAF Psikologi dan Dinas Sosial Kota Banda Aceh mampu bersinergi untuk mewujudkan kota Banda Aceh yang gemilang seperti yang kita harapkan dan dicita-citakan bersama. (*)
Share:
Komentar

Berita Terkini