Lagi-lagi Klaim Asal FPI, Teroris Ini Cerita Tim Senyap Teror Bom Pertamina

Laporan: Azhar author photo
Lagi-lagi Klaim Asal FPI, Teroris Ini Cerita Tim Senyap Teror Bom Pertamina
Video pengakuan terduga teroris Habib Nabil Al Jufri yang mengklaim simpatisan FPI.
(Foto: tangkapan layar)

Liputan23 | Jakarta-Lagi-lagi beredar video pengakuan terduga teroris yang mengklaim sebagai simpatisan Front Pembela Islam (FPI). Berdasarkan video yang beredar di kalangan jurnalis, terduga teroris yang ditangkao di Jakarta  tersebut bernama Nabil Al Jufri.

Dalam rekaman video berdurasi 2 menit 23 detik itu, Nabil mengklaim mengetahui pembuatan bom yang direncakan Habib Husein Al Hasny terduga teroris di Condet, Jakarta Timur yang sebelumnya ditangkap Polda Metro Jaya.


"Saya atas nama Nabila Al Jufri selaku simpatisan FPI tahun 2019, saya mengetahui rencana pembuatan bom yang direncanakan oleh Habib Husein Al Hasny  dan kelompoknya yang merupakan anggota laskar FPI dan simpatisan FPI," kata Nabil.

Nabil juga mengklaim pernah diperlihatkan rekaman video pembakaran bahan peledak bom yang ditunjukkan oleh seorang pria yang disebut-sebut bernama Bambang. Dalam video pengakuannya itu, Nabil juga mengklaim pernah melakukan penggalangan dana untuk pembuatan bom.

Di samping itu, Nabil juga mengklaim mengetahui pembentukan tim senyap di Bandung di bawah pimpinan seseorang yang disebutnya bernama Aba Aser, laskar FPI, dengan tujuan meledakkan pom bensin milik Pertamina, sebagai bentuk protes atas penangkapan Habib Rizieq Shihab. 

"Saya mengetahui pembentukan tim senyap di Bandung yang dipimpin oleh Aba  Aser, selaku laskar FPI, DPC FPI Pengalengan yang beranggotakan, satu Angga, dua Dedi, tiga Rijal, empat Syaiful. Sasaran peledakan yaitu pom bensin Pertamina milik sinar pipa gas Pengalengan dengan tujuan untuk melakukan aksi teror kepada pemerintah sebagai wujud protes penangankapan Habib Rizieq Shihab, dan pembubaran FPI" jelas Nabil.

Pengakuan Teroris Sebelumnya. 

Sebelumnya, sempat beredar video pengakuan Ahmad Junaidi, terduga teroris yang diringkus pada Densus 88 Antiteror Polda Metro Jaya pada Senin (29/3/2021) lalu. Dalam video berdurasi 1 menit, 52 detik itu, Ahmad mengakui sebagai simpatisan FPI. 

Ahmad mengakui menjadi simpatisan FPI sejak sang imam besar, Habib Rizieq kembali ke Tanah Air.

Tak hanya itu, dia juga mengakui tergabung dalam jemaah pengajian Yasin Waratib di bawah pimpinan Habib Husein al Hasni, terduga teroris lainnya di Condet, Jakarta Timur.

"Saya atas nama Ahmad Junaidi. Salah satu anggota simpatisan FPI semenjak Habib Rizieq Shihab pulang ke Indonesia dan saya juga tergabung dalam jemaah pengajian Yasin Waratib d bawah pimpinan Habib Husein Al Hasni Condet yang diadakan setiap malam Jumat bergilir ke rumah-rumah semua anggota jemaah pengajian," demikian pengakuan Ahmad sebagaimana dikutip Suara.com, Sabtu (3/4/2021).

Dalam pengakuannya, Ahmad menegaskan hendak melakukan peledakan di industri berbasis asing, khususnya China.
Hal itu bukan tanpa sebab, lantaran dia kerap membahas keadaan negara yang kini diklaim telah dikuasai oleh China.

"Akhirnya teman saya yang bernama Bambang dan Agus, memberikan semangat untuk mengajak melakukan peledakan di industri-industri Cina yang ada di Indonesia," sambungnya.

Ahmad melanjutkan, rekannya yang bernama Agus sempat menghubungi dirinya untuk menjemur benda berbentuk serbuk. Benda tersebut merupakan bahan peledak dari aseton dan HCL.

"Setelah itu saya kumpulkan menjadi tiga toples sosis So Nice dalam bentuk serbuk yang sudah kering," beber Ahmad.
"Dan ada pun pengajian, mengajak kami para jemaah untuk pergi ke Sukabumi, ke Abah Popon, untuk pengisian. Untuk jaga-jaga keamanan diri masing-masing," kata dia.


Bantahan Kubu Rizieq

Aziz Yanuar, kuasa hukum Habib Rizieq Shihab angkat bicara terkait pengakuan salah satu terduga teroris yang mengaku sebagai simpatisan Front Pembelah Islam (FPI). Aziz menegaskan, FPI telah bubar, sehingga hal itu menurutnya sebuah framing jahat.

"Mengenai ada klaim dari eks anggota FPI yang pernah gabung FPI dulu dan saat ini menjadi terduga pelaku teror, maka itu namanya framing jahat," kata Aziz kepada wartawan, Senin. 

Dia mengatakan, saat FPI belum dibubarkan, organisasi masyarakat itu pastinya sudah mengeluarkan orang-orang yang memiliki pemahaman radikal.

"Orang orang yang sok radikal radikul dan ngotot mau-maunya sendiri pasti sudah dikeluarkan dari FPI. Dan orang orang tersebut tidak diterima di tubuh FPI yg wasathiah," tegasnya.

(Sumber Suara.com) 

Share:
Komentar

Berita Terkini