
Liputan23.Com | Banda Aceh – Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) dan Komisi IV DPRK Banda Aceh meninjau kondisi RSUD Meuraxa Banda Aceh untuk memastikan kesiapan dan meminta pihak rumah sakit untuk meningkatkan kewaspadaan seiring kembali meningkatnya kasus Covid-19 di Banda Aceh, Selasa (25/5/2021).
Peninjauan tersebut dipimpin langsung Ketua DPRK, Farid Nyak Umar, didampingi Wakil Ketua I dan II, Usman dan Isnaini Husda, serta Ketua Komisi IV Tati Meutia Asmara, dan anggota Komisi IV, Kasumi Sulaiman, serta didampingi Direktur RSU Meuraxa, Fuziati.
Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar mengatakan kunjungan itu paska Banda Aceh kembali menjadi Zona Merah serta menindaklanjuti laporan dari pihak RSU Meuraxa dan Dinas Kesehatan, bahwa selama ini telah terjadi peningkaan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Dari kunjungan tersebut diketahui bahwa dari 63 kapasitas tempat tidur di Ruang Pinere RSU Meuraxa telah penuh sementara pasien semakin bertambah banyak.
“Ini merupakan alarm lampu merah bagi kita agar semakin meningkatkan kewaspadaan, karena itu kami meminta pihak rumah sakit untuk terus mempersiapkan diri, mengambil langkah-langkah antisipasi dalam kondisi darurat,” kata Farid Nyak Umar.
Farid Nyak Umar juga meminta kepada Pemerintah Kota Banda Aceh melalui intansi terkait segera mengambil langkah cepat dan tepat. Pihaknya tidak ingin RSU Meuraxa nantinya menjadi lumpuh karena tidak mampu menangani pasien yang terus datang sementara tingkat kesembuhan pasien sangat sedikit, dan kematian terjadi setiap hari.
Dengan semakin besarnya potensi penambahan jumlah kasus, maka Dinas Kesehatan Banda Aceh perlu memberdayakan puskesmas, menyiapkan antisipasi agar puskesmas memiliki kesiapan dalam melakukan pengecekan dan pemantauan terhadap pasien yang terkonfimasi positif Covid-19 tapi tidak dirawat di rumah sakit.
“Perlu ada alur yang jelas untuk pemantauan terhadap pasien yang positif Covid, namun tidak dirawat di rumah sakit. Salah satunya dengan cara melibatkan aparatur gampong dan dusun sehingga mereka yang melakukan isolasi mandiri di rumah tetap dipantau. Ini penting untuk mencegah terjadinya ledakan kasus di Kota Banda Aceh,” ujarnya.
(Har)