Dirjen Dikti : Humas Berperan Sebagai Garis Depan Perguruan Tinggi

Laporan: Redaksi author photo

Liputan23.com|Jakarta-Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam menyampaikan, peran penting Hubungan Masyarakat (Humas) sebagai garis depan dari wajah perguruan tinggi.

Humas harus membawa optimisme, serta membawa misi besar dari perguruan tinggi, merubah mindset publik tentang perguruan tinggi, dan membangun mindset publik bahwa masyarakat membutuhkan perguruan tinggi.

“Terdapat dua hal penting yang harus dilakukan, yaitu yang pertama adalah menyiapkan sumber daya manusia unggul, dan yang kedua adalah untuk membangun inovasi dan memajukan Indonesia ke depan. Peran humas sebagai ujung tombak perguruan tinggi ini sangat penting,” jelas Nizam, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (18/6/2021).

Nizam menyebutkan, saat ini seluruh masyarakat mengetahui pendidikan tinggi itu penting, tetapi baru sebatas itu. “Kita ingin membangun ekosistem di mana kepedulian publik tentang Perguruan Tinggi itu tidak sekadar mengatakan Perguruan Tinggi itu penting, tapi betul-betul engaged dengan Perguruan Tinggi dan mendukung program-program yang ada di Perguruan Tinggi, terutama dalam dua hal tadi.

“Menyiapkan SDM unggul  sebagai hal pertama yang tidak mungkin hanya menggantungkan pada sisi Perguruan Tinggi, tetapi harus bersama-sama dengan seluruh stakeholdernya. Nah yang kedua, menghilirkan inovasi dari kampus untuk bisa sampai dan dimanfaatkan oleh industri dan masyarakat, sehingga dapat menjadi solusi bagi masyarakat,” ungkap Nizam.

Ia mengungkapkan, bahwa Humas harus membawa perguruan tinggi sebagai suatu kebutuhan di masyarakat, dan juga kebutuhan akan perguruan tinggi harus hadir. Perguruan Tinggi juga harus menyiapkan sumber daya manusia yang unggul, betul-betul lulusannya dicari oleh dunia kerja. Inilah semangat dari Kampus Merdeka, kita melakukan kolaborasi dan salah satu kuncinya adalah Humas.

Nizam juga menyampaikan, kita bangun kolaborasi double triple helix dari akademisi, dunia bisnis, masyarakat komunitas, financing, government dan media.

“Dengan teman-teman Humas yang dahsyat, kemajuan pendidikan tinggi kita, inovasi kita, akan  terakselerasi kepada masyarakat dan masyarakat akan merasakan perlunya kehadiran perguruan tinggi,” harap Nizam.

Acara webinar PR Reka Innovation yang digelar Kamis (17/6) tersebut, dihadiri juga oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,  Paristiyanti Nurwardani; VP Business Development and Corporate Secretary MNC Media, Prabu Revolusi; Kepala Komunikasi Publik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya,  Anggra Ayu Rucitra; Tim Kerja Akselerasi Inovasi Ditjen Dikti,  Ade Kadarisman, dan moderator Karinka Bella mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Udayana/Duta Batik Provinsi Bali.

Dalam kesempatan tersebut, Paristiyanti menyampaikan, perguruan tinggi mempunyai Humas sekitar  4.900 yang berasal dari perguruan tinggi negeri dan swasta. "Mari kita melakukan kolaborasi dengan melakukan berbagai acara. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mempunyai program transformasi pendidikan tinggi yaitu competitive fund, insentif Indikator Kinerja Utama (IKU), Kampus Merdeka, dan yang terakhir adalah matching fund  yang kami kawal dengan platform Kedaireka," ujarnya.

“Mohon izin untuk teman-teman dari Humas insan dikti menjadi tangan kanan untuk berkolaborasi dengan media sebagai tangan kiri agar kita semua bisa menciptakan  ensemble musik dengan tepuk tangan yang bisa didengar oleh Indonesia dan dunia. Selamat kepada seluruh insan Humas yang hadir. Semoga kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan menjadikan kolaborasi antara insan dikti dengan dunia industri semakin bergaung,” papar Paris.

Pada kesempatan yang sama, Prabu Revolusi mengatakan, bahwa sebelum berfikir tentang inovasi dan tantangan, kita harus berani berpikir apakah konsep Humas sekarang ini sudah tidak relevan dengan  perkembangan zaman, tekanan teknologi, dan perkembangan media yang begitu luar biasa.

“Ekosistem pengetahuan dan inovasi adalah kerangka pemikiran holistik. Salah satu hal yang disepakati para peneliti di bidang ini adalah ekosistem pengetahuan dan inovasi harus melibatkan interaksi berbagai aktor independen yang memainkan peran masing-masing untuk mencapai tujuan bersama,” jelas Prabu.

Disisi lain, Prabu juga menjelaskan bahwa fungsi public relations ini harus diredefinisi-ulang, seiring dengan inovasi teknologi, peran public relations jadi lebih luas dan lebih strategis.  Keberhasilan inovasi juga ditentukan oleh bagaimana komunikasi dibangun disekitar produk atau keluarannya.

Sementara itu, Anggra Ayu Rucitra selaku Kepala Komunikasi Publik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengatakan bahwa aktivitas inovasi berlandaskan riset merupakan salah satu komponen utama yang menentukan kemampuan daya saing suatu negara, sesuai endogenous growth theory yang mengoptimalkan potensi internal negara. Model ini mengutamakan sumber daya manusia dengan kekuatan ilmu pengetahuan, sumber daya alam, aset teknologi dan kelembagaan. Public Relations berperan penting untuk menyampaikan informasi yang transparan, informatif, dan akuntabel.

Kecenderungan mekanisme perencanaan riset di indonesia yang selama ini dominan bersilat technology-push, bukan market-drive, public relations dapat menghubungkan antara market dan inovasi, mengurangi diskoneksi arah antara apa yang dihasilkan lembaga riset dan apa yang benar-benar dibutuhkan industri.

"Science diplomacy akan memperluas jaringan komunikasi ilmiah di indonesia, memperbesar peluang terjadinya kemitraan di berbagai sektor, dan meningkatkan citra indonesia di mata dunia. Hal ini, pada akhirnya juga akan mendorong gairah berkiprah di dalam sektor pengetahuan dan inovasi," paparnya.

Selaras dengan Anggra, Tim Kerja Akselerasi Inovasi Ditjen Dikti Ade Kadarisman menjelaskan bahwa Kedaireka sudah melakukan berbagai macam komunikasi dengan berbagai stakeholder yaitu dengan media, komunitas, perguruan tinggi.

“Kami berharap, kegiatan ini juga menjadi jalan untuk saling berbagi pengetahuan mengenai Public Relations, meningkatkan Kerjasama, dan pengembangan SDM Kehumasan lebih baik kedepan, sehinga bisa adaptif dengan tantangan dan perubahan kedepan yang sangat cepat. Saat ini sudah saatnya teman-teman humas dari perguruan tinggi, dan industri kita bersama-sama berkolaborasi, dan membangun ekosistem inovasi untuk memberikan kebermanfaatan yang luas untuk masyarakat,” pungkas Ade.**


Share:
Komentar

Berita Terkini