Presiden : Tidak Perlu Menghalangi Mahasiswa Berekspresi

Laporan: Redaksi author photo

Liputan23.com | Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai, kritik tajam yang dilontarkan oleh para mahasiswa sebagai bentuk ekspresi demokrasi. Hal tersebut patut dipahami, sebab para mahasiswa sedang belajar mengekspresikan pendapatnya. 

"Bentuk ekspresi mahasiswa dan ini negara demokrasi jadi boleh-boleh saja," kata Presiden Joko Widodo melalui siaran virtual yang ditayangkan oleh Sekretariat Presiden pada Selasa (29/6). 

Oleh karena itu, bentuk ekspresi yang ditunjukkan mahasiswa beberapa waktu lalu itu tidak boleh dihalang-halangi oleh pemangku kepentingan yang terkait. Termasuk dari institusi pendidikan yang menaungi para mahasiswa tersebut dalam menempuh gelar akademisnya.

"Universitas tidak apa-apa tidak perlu menghalangi mahasiswa untuk berekspresi," tuturnya.

Terkait dengan kritik tajam, Presiden mengakui, kerapkali menerima berbagai kritik tersebut dari medium platform media sosial atau aplikasi daring. Dan hal tersebut, dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat, tidak hanya dilakukan oleh para mahasiswa.

Sehingga, dirinya terbiasa mendengarkan banyak kritikan tajam yang menyasar kepadanya pada beberapa waktu lalu. 

"Sudah ada sejak dahulu, ada yang bilang saya otoriter, bapak bipang dan lain sebagainya," ucapnya.

Presiden mengimbau, kritik yang ditujukan untuk dirinya hendaknya dilakukan dengan aturan norma kesopanan yang berlaku. Mengingat, dalam budaya Indonesia, kental dengan penerapan budaya sopan santun yang seharus dapat dilakukan dalam melakukan berbagai aktivitas.

"Ingat kita ini memiliki budaya tata krama dan sopan santun," ujarnya. (red_inp)

Share:
Komentar

Berita Terkini