Liputan23.Com | Bojonegoro - Talkshow Kopilaborasi Sambang Pesantren persembahan yang Dinas Kominfo Jawa Timur kembali digelar. Kali ini talkshow mengupas posisi strategis OPOPJatim dalam mewujudkan industri halal.
Sekretaris OPOP Jatim Mohammad Ghofirin, saat talksow di Ponpes Alfatimah Bojonegoro,pada Minggu (6/6), mengatakan, program One Pesantren One Product (OPOP) dengan ekosistem yang sudah dimiliki akan mewujudkan ekonomi berbasis pesantren yang akan memberikan pengembangkan industri halal.
Menurutnya, OPOP bisa menjadi pengekspor makanan halal terbesar karena kekuatan antara pesantren, santri, beserta para alumninya.
Dikatakannya, OPOP mempunyai target memberdayakan ekonomi 1000 pesantren di 38 kabupaten/kota, yang kemudian mampu melahirkan 1000 produk. Tahun 2021 ini, tercatat 150 produk OPOP lahir dari produk Mamin (makanan dan minuman).
“Saat ini Jawa Timur tercatat sebagai provinsi yang memiliki jumlah pesantren cukup banyak, yakni tercatat ada 6000 pesantren. Oleh karena itu, OPOP Jawa Timur ini menargetkan 1000 pesantren mampu melahirkan produk unggulan hingga tahun 2023,” ujarnya.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur (Jatim), Adik Dwi Putranto, mengatakan, Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, memang menjadi pasar halal potensial dan bersaing.
Dengan jumlah penduduk muslim mencapai 209,1 juta jiwa (87,2% dari total penduduk Indonesia), permintaan akan produk dan jasa halal dipastikan besar.
Dengan kehadiran OPOP yang bertujuan membantu perekonomian pondok pesantren, diharapkan pesantren terpacu untuk menghasilkan minimal satu produk unggulan yang bisa menggerakkan perekonomian Indonesia, terutama di Jawa Timur.
Hal ini tentu produk yang diahsilkan pesantren adalah produk yang unggul dan berkualitas, sehingga bisa diterima di pasar, baik lokal, nasional, maupun internasional.
Wakil komisi A DPRD Provinsi Jatim, Hadi Dedyansyah, yang juga hadir sebagai narasumber, menuturkan diperlukan pendampingan terutama dalam mengembangkan produk-produk yang dikembangkan OPOP.
Tentu dewan berharap melalui pogram OPOP pesantren dapat berdaya dan masyarakat sejahera. Oleh karena itu, kata Dedy, bila perlu diperlukan pendataan secara jelas dan rinci seberapa banyak jumlah pesantren di Jawa Timur.
Kemudian alangkah baiknya bila dibentuk asosiasi-asosiasi yang menaungi pemberdayaan ekonomi pesantren, teruatama melalui OPOP.(red)