Universitas Syiah Kuala Gandeng Pemkab Bireuen Kembangkan Nilam

Laporan: Redaksi author photo

Liputan23.com|Banda Aceh - Pemerintah Kabupaten Bireuen menandatangani MoU dengan Universitas Syiah Kuala (USK). Kedua pihak sepakat untuk bekerjasama dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), community development, penelitian pendapingan, dan sebagainya.Hal yang paling spesifik adalah pengembangan nilam di kabupaten tersebut. Penandatangan Nota Kesepakatan ini berlangsung di Balai Senat USK Banda Aceh, pada hari Rabu (9/6).yang lalu. 

Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng menyambut baik kedatangan Bupati Bireuen, Muzakkar A. Gani berserta rombongan.

Rektor berharap, kerja sama ini bisa terlaksana secara optimal, menginggat nilam Aceh merupakan unggulan di dunia. Terlebih, USK memiliki Atsiri Research Center (ARC), pusat riset terbaik nilam yang ada di Indonesia.

"Kita berharap,kerjasama ini berdampak luas, terutama bagi masyarakat petani nilam, yang pada akhirnya ekonomi bertumbuh. Nilam Aceh itu unggulan," kata Prof Samsul Rizal.

Ia menyampaikan, sejak tahun 2016 dengan adanya ARC, banyak hal yang telah dilakukan USK. Tiga tahun terakhir, USK senantiasa membeli nilam dengan harga yang terbilang tinggi. Ini dilakukan agar semangat para petani tetap terjaga, serta produksi nilam dapat terus bertumbuh.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Bireuen, Muhammad Nasir memaparkan, pihaknya telah menyiapkan 20 Hektar (Ha) untuk pengembangan nilam di Bireuen. Pihaknya mencanangkan Gampong Ie Rhop, Kecamatan Simpang Mamplam dan Gampong Pinto Rimba, Kecamatan Peudada sebagai lokasi pengembangan.

"Kami dan kelompok tani sudah siap. Kami harapkan bantuan masalah benih, untuk bibit varietas Lhokseumawe dan Tapaktuan," tuturnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala ARC, Dr Syaifullah Muhammad MT mengaku, siap. Hanya saja, pengembangan nilam tidak cukup hanya bibit. Perlu kesiapan infrastruktur, seperti tempat penyimpanan bibit. Karena itu, tim dari USK nantinya akan memberikan penyuluhan terlebih dahulu.

"Kita akan beri poin penyuluhan. Perlu ada infrastruktur sederhana, kayu, bambu, dam lain-lain. Karena tidak boleh kena matahari langsung. Nantinya petani semai dulu, dua minggu baru tanam ke tanah,"ujarnya.

Jika tak ada aral melintang, tanggal 14-17 Juni ini, tim dari USK langsung bergerak ke Bireuen. Kunjungan tim USK tersebut, guna mengambil sampel tanah di lokasi yang telah dicanangkan Pemeritah Kabupaten Bireuen bagi pengembangan nilam. Sampel ini akan diuji di USK.

"Sampel tanah nantinya akan diuji di Laboratorium Fakultas Perrtanian USK, untuk ngecek kandungan hara. Kalau tidak subur, ada langkah antisipasi, misalnya dalam 1 Ha perlu kompos 10 ton,"tambahnya.(DM**)

Share:
Komentar

Berita Terkini