Pencemaran Industri Berkurang, Sampah Menumpuk di Bantaran Kali Surabaya

Laporan: Redaksi author photo

Surabaya - Pencemaran sungai dari limbah industri di Kali Surabaya kian berkurang di masa pandemi Covid-19. Dari hasil Tim Patroli Air Jawa Timur, khususnya di Kali Surabaya, pencemaran kini semakin didominasi oleh limbah domestik berupa sampah yang banyak menunpuk di bantaran Kali Surabaya.

"Total ada sekitar 20 titik gunungan sampah di bantaran Kali Surabaya. Paling banyak di wilayah Driyorejo Gresik dan Taman Sidoarjo. Sebagian lagi di wilayah Jambangan Surabaya," kata Koordinator Garda Lingkungan Jatim, Didik Harimuko,pada Minggu (1/8/2021).

Ia menjelaskan, tumpukan sampah yang ada, rata-rata berada di wilayah pemukiman warga yang tinggal di bantaran sungai.

Bahkan, di Desa Cangkir, Driyorejo tumpukan sampah banyak yang tumpah ke sungai dengan bau yang sangat menyengat. "Saat kami melintas dengan perahu, bau sampahnya seperti bangkai," katanya.

Menurutnya, selain kurangnya kesadaran warga bantaran dalam menjaga lingkungan, pandemi juga menjadi faktor utama semakin banyaknya tumpukan sampah.

Kebijakan pemerintah yang banyak menganjurkan makan take a way atau dibungkus dan banyaknya warga belanja makanan via aplikasi atau online menjadikan sampah semakin banyak.

Kalau warga di perkampungan atau perumahan, kata dia, sampah banyak yang tertampung ke TPA (tempat pembuangan akhir). Namun warga di sekitar bantaran, tegas dia, memang faktanya lebih banyak yang membuang tepat di bantaran sungai.

Akibatnya, kata Didik, tumpukan sampah yang tergerus arus sungai menjadi longsoran sampah di permukaan sungai.

"Banyaknya sampah ini juga menjadi pencemaran air dari limbah domestik. Semakin banyak, maka air tercemar dan disolve oxygen (kadar oksigen terlarut dalam air) juga semakin rendah. Akibatnya banyak ikan yang munggut bahkan mati," ungkapnya.

Tak hanya sampah, persoalan baru di bantaran Kali Surabaya di wilayah Gresik dan Sidoarjo adalah banyaknya bangunan baru tepat di bantaran sungai.

"Banyak sekali bangunan baru atau yang masih proses pembangunan berupa rumah atau kos di bantaran sungai. Hanya satu meter pas dari bibir sungai," tuturnya.

Banyaknya bangunan baru itu, lanjut dia, juga berpotensi menambah beban sampah yang semakin mendominasi di Kali Surabaya.

Didik menyayangkan, banyaknya pelanggaran di bantaran itu belum ada sikap tegas dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.

Ia berharap, BBWS Brantas bisa segera menindaklanjuti terkait sampah dan banyaknya bangunan baru di bantaran Kali Surabaya.(ip)

Share:
Komentar

Berita Terkini