Menyikapi Yang Dialami Oleh Siswi SMK Lhoksemawe, Tgk Muslim At Thahiry Ada Apa dg Vaksinisasi

Laporan: Redaksi author photo

Tgk Muslim At Thahiry
Aceh - Menyikapi banyak sekali kejanggalan setelah vaksinisasi termasuk seperti yang dialami oleh siswi SMK lhoksemawe, maka kami atas nama Ikatan Muslimin Aceh Meudaulat (IMAM) menegaskan agar semua pihak terkait  tidak lagi meniru gaya gaya penjajah dalam menjalankan program vaksinisasi.Jum'at (24/9).

Terutama dalam hal vaksinisasi siswa atau santri jangan asal vaksin, jangan terkesan negara sengaja melumpuhkan anak bangsa..! 

"Jika mau vaksin minta dulu surat persetujuan orang tua /wali karana anak manusia bukan anak binatang liar".

Dan yang paling penting pihak Pemerintah harus membuat surat jaminan diatas materai yang ditanda tangani oleh Walikota, Bupati dan Gubernur  yang inti daripada surat jaminan jika terjadi sesuatu setelah Vaksin maka Pemerintah akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Jika mati pemerintah siap membayar seratus unta untuk korban vaksin, karna nyawa manusia tidak bisa dipermainkan, begitu pula jika lumpuh negara akan menanggung sepenuhnya biaya hidup seumur hidup, agar semua wali siswa /santri tidak was-was. 

Kami dari rakyat semakin  mempertanyakan ada apa dengan vaksinisasi begitu dipaksakan, padahal cara menjauh, menghilangkan, dan memutuskan rantai Covid bukan cuma dengan vaksin.

Masih punya keyakinan dan punya cara sendiri, karna tidak semua orang yang sakit yang sama bisa di obati dengan obat yang sama, seandainya setiap sakit yang sama bisa diobati dengan obat yang sama maka tidak ada orang yang mati di rumah sakit dan tidak ada orang yang gagal pengobatan di Rumah sakit, tetapi nayatanya banyak orang tidak bisa sembuh walau telah di obati.

Walaupun vaksinisasi bahagian dari iktiar tapi ketahuilah ihktiar bukan cuma dengan vaksin.Orang cari rezeki saja beda beda ada yang ke gunung, ada yang kelaut, ada yang kesawah macan macam usaha karena masing masing sudah ditentukan dimana rezekinya, ngak boleh pemerintah misalnya memaksa orang harus cari rezeki dilaut semua atau di gunung semua, itu namanya penjajahan.

Dalam beragama saja tidak boleh dipaksakan agar orang di Indonesia ini memeluk satu agama ,tatapi masing masing punya kepulihan sehingga ada istilah binneka tunggal ika.

Dan kenapa dalam segi agama ada kebinnekaan kenapa dalam segi ikhtiar memutuskan rantai Covid tidak ada kebinnekaan, biar masing masing punya cara dalam memutuskan rantai Covid 19 , kami orang Pesantren /Dayah punya cara dengan meningkatkan zikir dan do'a.

Biar orang orang kaya memutuskan rantai Covid dengan memperbayak sedaqah, biar orang orang beragama memutuskan rantai Covid dengan berdoa sesuai dengan agamanya, dan begitupula biarkan saja jika ada orang yang tak punya agama memutuskan rantai Covid dengan caranya asal jangan memaksakan orang lain, karena tidak ada zaman lagi hidup saling memaksakan , karena pemaksaan bahagian dari pelanggaran HAM.(rill_imam)

Share:
Komentar

Berita Terkini