e-Pasar di Malang Mudahkan Pedagang Sayur Keliling

Laporan: Redaksi author photo

Liputan23.com|Surabaya - e-Pasar Malang yang saat ini dikenal sebagai aplikasi belanja B2C (business to customer), kini merambah fasilitas B2B (business to business).

Hal ini dimaksudkan untuk menjaga stabilitas harga di pasaran. B2B akan memudahkan pedagang sayur untuk mendapatkan barang secara kontinyu dengan harga terjangkau dan barang yang masih segar.

“Produk-produk pertanian sering menjadi korban manipulasi harga, terutama di sisi penyaluran produknya. Hal ini membuat kesenjangan harga yang luar biasa sering terjadi di pasar komoditas ini,” jelas Wakil Ketua bidang Perdagangan dan Distribusi KADIN Kota Malang, Dicky Sulaiman, mellaui rilisnya kepada Jatim Newsroom Diskominfo Jatim, Senin (7/6/2021).

Dikatakan Dicky, kehadiran e-Pasar diharapkan bisa menjaga dinamika supply-demand produk pertanian agar lebih stabil dan tidak merugikan salah satu pihak.

Ada beberapa produk sayuran yang harganya bisa mencapai 10 kali lipat saat di tangan konsumen. Bagi Dicky, hal itu sudah melebihi batas kewajaran. “Harga di petani ditekan habis, sementara dompet konsumen mendapatkannya dengan harga tinggi sekali,” ujarnya.

Ia menjelaskan, aplikasi e-Pasar dalam hal ini memfasilitasi petani untuk membuka lapaknya di level harga distributor. Dengan adanya pematasan kuota minimal pembelian di e-Pasar, diharapkan end-user akan otomatis dibatasi agar tidak langsung membeli di harga grosir.

“Mekanismenya, pembeli grosiran memesan secara pre-order melalui e-Pasar, kemudian kami antar langsung ke pasar yang ditunjuk di pagi harinya,” terang Rudy Atmoko, wakil dari Kelompok Tani Kedungrejo.

Melalui mekanisme ini, pedagang sayur bisa mendapatkan barang secara kontinyu di level harga yang baik dan barang yang masih segar. “Jadi lebih hemat di ongkos transport, dan kepastian supply yang terjaga,” kata Rudy.

Kehadiran Kelompok Tani Kedungrejo sebagai pelapak di aplikasi e-Pasar merupakan pionir dari sisi produsen langsung dan pedagang grosir. Kehadiran grosir di e-Pasar ditarget dapat meringankan beban pedagang kecil seperti pedagang sayur keliling yang waktunya sudah habis untuk operasional menjajakan dagangannya.

“Mlijo keliling dan pedagang sayur kecil di pasar-pasar kami harap bisa menikmati fasilitas manfaat dari e-Pasar ini,” tutur Rudy.

Sebagai informasi, E-Pasar Malang telah diluncurkan pada 4 Juli 2020 dan dihadiri oleh puluhan pedagang di Pasar Oro-oro Dowo.

Aplikasi E-Pasar sebagai terobosan terbaru untuk mewujudkan physical distancing di tengah pandemi dengan berbelanja melalui sistem online dengan biaya cukup murah.

Langkah ini sebagai upaya menjawab pergerakan ekonomi di tengah pandemi. Pembeli pun tak perlu jauh-jauh datang ke pasar karena cukup memanfaatkan gadget untuk memesan barang yang akan dibeli. Hingga saat ini, sudah 35 pedagang terdaftar di aplikasi E-Pasar Malang yang jumlahnya akan terus bertambah.

Program pasar digital sebenarnya bukanlah hal baru. Saat ini, hal itu dijadikan sebagai upaya pemerintah dalam mendorong UMKM. Bahkan, Menteri BUMN, Erick Thohir membantu mempersiapkan UMKM dalam memasuki new normal melalui transaksi yang akan banyak dilakukan lewat pasar digital.

Salah satu platform Program Pasar Digital UMKM (PaDi UMKM) telah dikembangkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dinilai dapat memperluas jaringan UMKM.

Pasar digital seperti E-Pasar Malang akan membangun tadisi transparansi harga di pasar tradisional. Pasar digital pada umumnya lebih fleksibel dan efisien, sehingga mengurangi biaya pencarian dan transaksi, biaya menu yang rendah, dan kemampuan untuk mengubah harga secara dinamis yang disesuaikan dengan kondisi pasar. Pasar digital menyediakan banyak kesempatan untuk menjual secara langsung ke pembeli tanpa harus melalui perantara seperti distributor atau pengecer.**

Share:
Komentar

Berita Terkini